PELAYANAN
DAN MANFAAT KOPERASI,
SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
(Suatu
Kasus pada Koperasi Produsen Tahu Tempe
Kabupaten
Tasikmalaya)
Oleh:
A
Jajang W. Mahri
Abstrak
Penelitian ini berangkat dari
masalah menurunnya kinerja Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia Kabupaten
Tasikmalaya, antara lain ditandai dengan menurunnya pelayanan, menurunnya
jumlah anggota danmenurunnya simpanan-simpanannya. Masalah ini dirumuskan satu
rumusan masalah, yaitu : “Seberapa besar kualitas pelayanan dan manfaat
Koperasi secara simultan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota?
Penelitian dilakukan terhadap responden dengan mengambil sampel sebanyak 80
orang dari populasi anggota KOPTI Tasikmalaya yang berjumlah 397 orang,
berdasar versi Taro Yamane, penentuannya didasarkan atas Stratified
Proporsional Sampel Random Sampling. Metode yang digunakan explanatory survey
method. Dengan menggunakan data primer dan sekunder. Variabel yang dianalisis
yaitu faktor kualitas pelayanan Koperasi dan variabel manfaat Koperasi.
Sedangkan pengujian validitas digunakan teknik korelasi melalui Koefisien
Korelasi Product Moment dari Pearson. Uji reabilitas digunakan adalah teknik
korelasi belah dua (split-half) dengan formula Spearman Brown. Sedangkan teknik
analisis data, digunakan analisis korelasi dan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi berpengaruh
positif terhadap partisipasi anggota pada Koperasi Produsen Tempe Tahu
Indonesia (KOPTI) Tasikmalaya. Berarti semakin tinggi kualitas pelayanan dan
manfaat yang diberikan oleh Koperasi, maka partisipasi angota juga akan semakin
meningkat.
Kata-kata kunci:
Partisipasi Koperasi, Pelayanan Koperasi, Manfaat Koperasi
I. Pendahuluan
1. Latar
Belakang Masalah
Koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan melandaskan kegiataannya pada prinsip-prinsip
Koperasi. Sebagai gerakan, Kope-rasi menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan
dan kerja sama antar anggotanya yang sangat diperlu-kan untuk mewujudkan tujuan
utamanya, yaitu meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan kemakmuran masyarakat.
Banyak pakar
yang menyata-kan bahwa kunci keberhasilan Koperasi antara lain terletak pada partisipasi
anggota (Muslimin Nasution, 1987) dan (Syamsuri SA, 1986). Sehingga dapat dikatakan
bahwa partisipasi dalam Koperasi seperti jantungnya tubuh manusia, karena dalam
Koperasi anggota berperan ganda (dual identity) yaitu sebagai pemilik
dan pengguna, disinilah letak keunikan badan usaha Koperasi karena pemilik usaha
merangkap sebagai peng-guna jasa, karena kedua sifat ini menyebabkan Koperasi
lebih banyak menuntut partisipasi dari anggota untuk mengembangkan usaha yang
telah didirikan bersama untuk mencapai tujuan-nya.
Tujuan utama Koperasi
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya. Demikian halnya bagi
KOPTI (Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia), yang sejak awal berdirinya sampai
sampai tahun 1998 dalam penga-daan bahan bakunya/ kedelainya masih
menggantungkan dari pemerintah (Bulog). Pada tahun 1999 pemerintah sudah tidak
mensubsidi lagi karena terbentur oleh krisis moneter yang ber kepanjangan, maka
sejak bulan April 1999 KOPTI tidak menerima lagi alokasi kedelai dari pemerintah
dan untuk memenuhi permintaan kedelai dari para anggota, seluruh KOPTI,
termasuk KOPTI Tasikma-laya mendatangkan kedelai dari Inkopti dan pihak swasta.
Karena harus
langsung masuk ke pasar bebas, tidaklah heran bila KOPTI Tasikmalaya mengalami penurunan
pada tiga tahun terakhir ini (2002-2004). Dilihat dari jumlah anggotanya terjadi
penurunan sebesar 5,5% dari 442 orang pada tahun 2002 menjadi 397 orang pada
tahun 2004. Modal sendiri mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut,
rata-rata sebesar 12,15% yaitu dari Rp. 2.19 milyar pada tahun 2002 menjadi Rp.
1.84 milyar pada tahun 2004.
Jumlah anggota
yang menurun diindikasikan sebagai konsekuensi pelayanan yang kurang baik dari Koperasinya,
yang akhirnya mengurangi modal sendiri yang ada pada Koperasi.
2. Perumusan
Masalah
Masalah yang
diteliti dirumuskan dalam satu rumusan masalah, yaitu : “Seberapa besar
kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi secara simultan berpengaruh ter-hadap
tingkat partisipasi anggota pada KOPTI Tasikmalaya ?”
3. Tujuan dan
Manfaat Penelitian
Sebagaimana yang
telah diuraikan dalam perumusan masalah, pada dasarnya tujuannya adalah untuk mengetahui
seberapa besar kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi berpengaruh terhadap tingkat
partisipasi anggota pada KOPTI Tasikmalaya.
Secara praktis
penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan
dan manfaat Koperasi yang diberikan oleh KOPTI Tasikmalaya dan pengaruhnya
terhadap tingkat partisipasi anggotanya, dan secara teoritis dapat dijadikan
sumbangan bagi perkembangan Ilmu Ekonomi khususnya dalam bidang perkoperasian.
II. KajianTeori
dan Kerangka Pemikiran
Keberhasilan
suatu Koperasi salah satunya ditentukan oleh faktor partisipasi anggota.
Partisipasi anggota merupakan perwujudan dari keikutsertaan anggota dalam
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Koperasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Ropke (2003) keefektifan partisipasi anggota
tergantung dari interaksi antara :
1. Anggota atau penerima manfaat
2. Manajemen
3. Program
Bila ketiga
variabel ini memenuhi kesesuaian, maka secara langsung akan mempengaruhi keefektifan
partisipasi semua anggota. Kesesuaian antara ketiga variabel diatas oleh Ropke
dinamakan Three Way Fit yang kemudian akan melahirkan The Fit Model
of Participation, sedangkan kesesuaian yang dimaksud adalah sebagai berikut
:
1. Antara pelayanan yang
dibutuhkan oleh anggota dan output pelayanan dari program.
2. Antara tugas-tugas program dan
kemampuan manajemen Koperasi.
3. Antara apa yang diminta oleh
para anggota dengan keputusan manajemen.
Sedangkan alat yang digunakan
anggota untuk berpartisipasi adalah hak suara (Voice), Hak pilih (Vote),
dan hak keluar (Exit). Kesesuaian ketiga variabel tersebut
digabungkan dalam bagan sebagai berikut:
Dengan hak suara
(voice), anggota Koperasi dapat mempengaruhi pihak manajemen dengan cara
bertanya, memberi atau mencari informasi, maupun dengan mengajukan ketidaksepakatan
dan kritik. Dengan hak pilih (vote), anggota dapat mempengaruhi siapa
yang akan dipilih menjadi manajer maupun anggota badan pengawas lainnya. Dengan
hak keluar (exit), anggota dapat mempengaruhi manajemen dengan cara meninggalkan
Koperasi dengan membeli input yang lebih sedikit dari Koperasi dan membeli
lebih banyak dari pesaing, atau dengan cara mengancam keluar dari keanggotaan
Koperasi maupun mengurangi kegiatannya di Koperasi. Jika model tersebut
berjalan dengan kesesuaian, maka tidak ada anggota yang menggunakan hak keluarnya,
walaupun terjadi hanya disebabkan oleh variabel yang tidak terduga saja.
Misalnya, meninggal dunia atau dipecat keanggotaannya.
Pelayanan
Koperasi kepada anggota adalah jasa yang diberikan Koperasi dalam memajukan
usaha anggotanya. Oleh karena itu, sebagian Koperasi adalah pemberi pelayanan
yang bertugas memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada usaha anggota-nya.
Pentingnya pelayanan kepada anggota Koperasi dinyatakan Hans Munkner (1997)
bahwa :
“Sesuai dengan
tujuan Koperasi maka prioritas yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota, pertumbuhan perusaha-an Koperasi yang berkesinambungan bukanlah tujuan
akhir melainkan merupakan pembenaran dalam kaitan dengan perbaikan kapasitas
Koperasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota”.
Oleh karena itu
untuk memberikan pelayanan yang baik kepada anggota Koperasi harus
mewujudkannya melalui penyedia-an barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan
anggota dengan penawaran harga, kualitas dan kondisi yang lebih menguntungkan
anggota dari pada penawaran yang ditawarkan oleh pasar. Karakteristik yang
harus dimiliki oleh Koperasi agar dapat disebut sebagai pusat pelayanan,
menurut Muslimin Nasution (1990) adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyediakan sarana dan
bahan kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan kodrat sebagai manusia baik untuk
kebutuhan konsumsi maupun untuk kegiatan produksi
2. Mampu berperan untuk
membangkitkan inisiatif lokal agar semua masyarakat dapat meningkatkan peran sertanya
dalam proses pembangunan dan menikmati hasil-hasil pem-bangunan tersebut
3. Dapat berperan sebagai sarana
dalam proses transformasi struktural termasuk redistribusi faktor-faktor produksi
dan pendapatan.
Oleh karena itu,
pelayanan yang baik dari Koperasi, akan meningkatkan partisipasi anggota.
Demikian pula Koperasi sebagai organisasi ekonomi merupakan wadah berbagai
kegiatan ekonomi masyarakat, khususnya para produsen tempe tahu, bisa diterima
oleh anggota karena adanya pelayanan yang diberikan sesuai dengan bentuk dan
kebutuhan yang diberikan oleh anggota sehingga dapat meningkatkan partisipasi anggota.
Menurut
Sugiyanto (2002), mengukur keberhasilan Koperasi jangan hanya dilihat dari sisi
kemampuan Koperasi dalam menghasilkan SHU, tetapi yang utama harus dilihat dari
kemampuan dalam mempromosikan ekonomi anggotanya (benefit ekonomi). Pendapat
tersebut sesuai pendapat Ropke (2003), Koperasi akan sangat menarik bila dapat
memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya. Oleh karena itu, orang akan
tertarik menjadi anggota suatu Koperasi hanya karena mereka akan memperoleh
manfaat dari Koperasi. Jika manfaat ekonomi yang diperoleh anggota besar, maka
anggota mau berpartisipasi secara aktif pada Koperasi tersebut, karena salah
satu jenis partisipasi anggota adalah partisipasi dalam menikmati manfaat.
Sebagaimana yang diungkapkan Ropke (2003) partisipasi dapat digambarkan dalam
tiga jenis :
1. Partisipasi anggota dalam
mengkontribusikan atau menggerakan sumber-sumber dayanya
2. Partisipasi anggota dalam
mengambil keputusan (perencanaan, implementasi/pelaksanaan, evaluasi)
3. Partisipasi anggota dalam
menikmati manfaat.
Partisipasi
anggota dalam mengkontribusikan sumber-sumber dayanya, salah satunya adalah
pemupukan modal, memberikan kesempatan kepada Koperasi untuk memproduksi barang
dan jasa, menjalankan organisasi, dan membeli fasilitas atau sarana produksi.
Oleh karena itu semakin besar modal Koperasi tersebut maka semakin besar pula
peluang Koperasi untuk memperluas jang-kauan usahanya sehingga akan semakin meningkatkan
kualitas pelayanan atau memperbesar volume usahanya.
Partisipasi
dalam pengambilan keputusan maupun pengawasan akan mendorong pengurus Koperasi
untuk lebih bertanggungjawab dan meningkatkan dedikasinya untuk kepentingan
Koperasi. Kepentingan itu diwujudkan melalui peningkatan manajemen seperti
kerapihan dan kelengkapan administrasi maupun pembukuan, tertibnya pembagian
SHU dan pemilikan perangkat organisasi, tertibnya imbalan kepada personil yang
menduduki jabatan dalam Koperasi maupun dalam penyelenggaraan pertemuan dengan
anggota.
Partisipasi
anggota dalam menikmati manfaat, yaitu memanfaatkan segala sarana dan prasarana
serta pelayanan yang disediakan oleh Koperasi untuk kesejahteraan para
anggotanya.
Dari ketiga
jenis konteks partisipasi diatas, penulis fokus pada partisipasi dalam
menikmati manfaat, dimana anggota mau berpartisipasi jika mendapat timbal balik
yang menguntungkan dari Koperasi, seperti harga barang yang lebih rendah dibanding
dengan harga barang diluar Koperasi, perlakuan dan pelayanan yang baik dari pengurus
ataupun dari anggota yang lainnya dalam Koperasi dan mendapatkan SHU yang
sesuai dengan partisipasinya dalam Koperasi serta pelayanan di bidang penjualan
bahan baku (kedelai) serta bidang simpan pinjam yang ditawarkan oleh Koperasi
dapat memberikan manfaat lebih berupa prosedur yang relatif mudah, syarat-syarat
penjualan kedelai kepada anggota lebih mudah, kemampuan dalam mengangsur dan
jangka waktu angsuran yang tidak terlalu singkat dan bunga yang lebih rendah.
Menurut Ropke
(2003), manusia rasional akan terdorong melakukan suatu pilihan bila ia
beranggapan :
Manfaat
Koperasi > Manfaat Non Koperasi, atau
Keunggulan/Keuntungan
berkoperasi > Keunggulan Pesaing
Dengan demikian
pihak pengurus dan pengelola Koperasi dituntut untuk selalu berfikir lebih maju
dalam memberikan manfaat dibanding dari pesaingnya, karena hanya dengan itulah
anggota atau calon anggota tergerak untuk memilih Koperasi sebagai alternative yang
lebih rasional dalam melakukan transaksi ekonominya.
Berdasarkan
penjelasan di atas jelaslah bahwa ada pengaruh antara kualitas pelayanan dan
manfaat ekonomi yang diberikan oleh Koperasi terhadap peningkat-an partisipasi
anggota, seperti yang terlihat pada gambar berikut :
III. Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan
kerangka pemikiran, hipotesisnya adalah “Kualitas pelayanan dan Manfaat
Koperasi secara simultan berpengaruh positif terhadap tingkat partisipasi
anggota KOPTI Tasikmalaya.”
IV. Objek dan
Metode Penelitian
Objek dari
Penelitian ini adalah Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (KOPTI)
Tasikmalaya dan yang menjadi subjek penelitian adalah anggota KOPTI yang
tersebar di lima wilayah pelayanan.
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei penjelasan (explanatory
survey method). dengan menggunakan data primer dan sekunder. Metode ini
menekankan pada perolehan data dengan Kualitas Pelayanan dan Manfaat Koperasi Partisipasi
Anggota pertanyaan serta menganalisis jawabannya, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Kerlinger (1990:667), dan digunakan untuk menjelaskan bentuk pengaruh
antar variable yang akan diamati dengan melalui pengujian hipotesis. Hal ini
sesuai dengan pendapat Moh. Nazir (1999:65) dan Singarimbun dan Sofian Efendi
(1995:4).
Variabel yang
dianalisis yaitu faktor kualitas pelayanan Koperasi dan variabel manfaat
Koperasi. Variabel kualitas pelayanan merupakan tingkat mutu pelayanan yang
diberikan Koperasi kepada anggota, sehingga anggota dapat merasakan kepuasan
dengan adanya pelayanan yang baik dari Koperasi, sedangkan variable manfaat
Koperasi merupakan promosi ekonomi anggota, yaitu peningkatan pelayanan Koperasi
kepada anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota
Koperasi.
Populasinya
adalah seluruh anggota KOPTI Tasikimlaya yang berjumlah 397 orang yang
ter-sebar di lima wilayah pelayanan, yaitu wilayah pelayanan Tasik Kota, Tasik
Utara, Ciawi, Singaparna dan Tasik Selatan. Jumlah sampel sebanyak 80 orang
ang-gota yang dilakukan berdasarkan versi Taro Yamane, penentuannya didasarkan
atas Stratified Proporsional Sampel Random Sampling.
Alat pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi. Sedangkan pengujian validitas
digunakan teknik korelasi melalui Koefisien Korelasi Product Moment dari
Pearson. Uji reabilitas digunakan adalah teknik korelasi belah dua (split-half)
dengan formula
Spearman-Brown (Singarimbun dan
Sofian Efendi, 1995:143). Sedangkan teknik analisis data, digunakan analisis
korelasi dan analisis regresi berganda.
V. Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Secara
deskriptif, hasil peneliti-an menujukan bahwa kualitas pelayanan KOPTI dinilai
anggota dalam kategori cukup. Kualitas pelayanan menggunakan indikator a) Tangible
(bukti langsung), meliputi fasilitas, perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi, b) Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan, c) Responsibility (daya
tanggap), yaitu keinginan para karyawan untuk membantu para anggota, memberikan
pela-yanan dan cepat menanggapi seluruh keinginan anggota, d) Assurance (jaminan),
meliputi pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang
dimiliki oleh para karyawan, e) Empathy (empati), meliputi kemudahan
dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami
kebutuhan anggota.
Variabel manfaat
Koperasi adalah manfaat yang dirasakan oleh anggota selama menjadi anggota
Koperasi. Indikatornya mencakup:
a) besarnya manfaat ekonomi langsung dari
penyediaan barang dilihat dari kondisi barang, harga barang, cara pembayaran
dan syarat pembelian.
b) besarnya manfaat ekonomi
langsung dari pemasaran atau pengolahan bersama dilihat dari penghematan biaya
produksi.
c) besarnya manfaat ekonomi langsung
dari simpan pinjam dilihat dari tingkat suku bunga pinjaman, syarat pinjaman
dan jumlah realisasi pinjam-an.
d) besarnya manfaat ekonomi tidak
langsung dari pembagian SHU dilihat dari ketepatan dan
proporsinnya. Manfaat koperasi
menurut anggota pada umumnya dalam katagori kurang.
Variabel
partisipasi anggota, ditandai dengan partisipasi dalam pengambilan keputusan,
partisipasi modal dan partisipasi usaha. Hasil penelitian menujukan bahwa pada
umumnya partisipasi anggota ada dalam katagori rendah.
Berdasarkan
hasil uji statistik menunjukan, bahwa kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi
ber-pengaruh positif terhadap tingkat partisipasi anggota KOPTI Tasikmalaya,
diperoleh nilai F statistik 185.974 sedangkan F table (0.05) (2 / 78) diperoleh
3.11. Hal ini menunjukkan bahwa F tabel < F statistik yaitu 3.11 <
185.974 artinya H0 ditolak dan H1 diterima.
Pada persamaan
regresi ganda tersebut ternyata koefisien arah regresi tersebut signifikan atau
memiliki kebermaknaan kuat. Setelah ditransformasi maka diperoleh nilai R=
0.839 dan R 2 =0.705 dan R 2 yang disesuaikan 0.701. Ini
mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi pada partisipasi anggota 70.5% dipengaruhi
oleh kualitas pelayan-an dan manfaat Koperasi, sedangkan sisanya 29.5%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil penelitian
selaras dengan Ropke (2003), bahwa Koperasi tidak akan menarik bagi anggota,
calon anggota dan masyarakat lainnya yang ingin menjadi anggota karena hanya
merasa memiliki kelebihan modal, sebaliknya Koperasi akan sangat menarik bila
Koperasi dapat mem-berikan manfaat ekonomi (economi benefit) bagi
anggotanya. Untuk itulah pelayanan harus menjadi tujuan utama dalam Koperasi.
Menurut Hendar
dan Kusnadi ada dua faktor yang mengharuskan Koperasi meningkatkan
pelayanannnya kepada anggotanya. Pertama, adanya tekanan persaingan dari
organisasi lain (terutama organisasi non Koperasi). Kedua, adanya perubahan
kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Bila Koperasi
mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih
besar daripada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota pada Koperasi akan
meningkat. Apabila Koperasi memiliki kualitas pelayanan yang tinggi, maka
keuntung-an yang dapat dinikmati anggota dari pelayanan Koperasi akan besar, dalam
arti anggota akan menikmati keuntungan yang besar. Jika anggota dapat menikmati
pelayanan yang besar, maka anggota akan aktif berpartisipasi. Semakin banyak
manfaat pelayanan yang dapat dinikmati oleh anggota, maka akan semakin besar
partisipasi anggota dalam Koperasinya.
Keadaan
menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan Koperasi, maka semakin
tinggi peningkatan partisipasi anggota terhadap Koperasi, dan sebaliknya
semakin rendah kualitas pelayanan yang diberikan oleh Koperasi, maka semakin
rendah partisipasi dari anggotanya.
VI. Kesimpulan
dan Saran
Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan, bahwa kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi
berpengaruh positif terhadap partisipasi anggota pada Koperasi Produsen Tempe
Tahu Indonesia (KOPTI) Tasikmalaya. Berarti semakin tinggi kualitas pelayanan
dan manfaat yang diberikan oleh Koperasi, maka partisipasi angota juga akan semakin
meningkat.
Dengan demikian
dapat disarankan, agar KOPTI senantiasa mampu meningkatkan pelayanan dan memberikan
manfaat kepada para anggotanya, sehingga rasa memiliki anggota menjadi lebih
baik dan akan berdampak lebih baik terhadap partisipasi anggota. Partisipasi
anggota yang baik merupakan modal dasar koperasi untuk lebih berkembang.
Pelayanan yang
diberikan adalah pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan para
anggota, sehingga memberikan manfaat (benefit) lebih dibandingkan dengan
perusahaan atau badan lainnya.
Daftar Pustaka
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba,
2001. Koperasi – Teori dan Praktek, Erlangga, Jakarta.
Hanel, Alfred, 1989. Organisasi
Koperasi – Pokok-pokok Pikiran Mengenai Organisasi Koperasi di Negara-negara
Berkembang. Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Hendrojogi, 1999. Koperasi –
Azas-azas, Teori dan Praktek, Rajawali Pers., Jakarta.
Ign. Sukamdiyo, 1996. Manajemen
Koperasi, Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1999.
Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Kantor Menteri Negara Koperasi
dan UKM RI, 2000. Rencana Strategi Pembangunan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah RI
Tahun 2001-2005, Jakarta.
Kerlinger, Fred N., 1990, Foundations
of Behavioral Research (Terjemahan), Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Masri Singaribun dan Sofyan
Efendi, 1996, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta
Muenker, Hans, 1989, Cooperative
Principles and Cooperative Law (Terjemahan), Universitas Padjadjaran,
Bandung.
Muslimin Nasution, 2002. Kinerja
Koperasi-Mengukur Keberhasilan Koperasi, Jakarta.
Ropke, Jochen, 1995. Kewirausahaan
Koperasi – Dinamika Kewirausahaan dan pengembangan Dalam Organisasi Swadaya,
UPT Penerbitan IKOPIN, Bandung.
__________, 1995. Manajemen
Strategis untuk Koperasi dan Organisasi Swadaya, UPT Penerbitan IKOPIN,
Bandung.
__________, 2003. Ekonomi
Koperasi – Teori dan Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
Roy, Ewell Paul, 1981. Cooperatives
Today and Tomorrow, The Interstate Printers and Publishers, Inc. Danville,
Illinois.
Sugianto, 2002. Promosi
Ekonomi Anggota (PEA) Sebagai Ukuran Kinerja Keuangan Koperasi. Dalam
Rusidi dan Maman
Suratman (Ed.), 20 Pokok
Pemikiran tentang Pembangunan Koperasi (Bunga Rampai), IKOPIN, Bandung.
_________, 2002. Sistem
Akuntansi Koperasi Berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 1999 untuk Menghasilkan
Informasi
Keuangan yang
Sesuai dengan Jati Diri Koperasi. Dalam Jurnal Koperasi Indonesia
Tahun XVII Nomor 1 Agustus 2002.
IKOPIN, Bandung.
Sugiono, 2001. Metode
Penelitian Bisnis, Cetakan Keempat, Alfabeta, Bandung.
Sukanto Reksodiprodjo, 2001. Manajemen
Koperasi, BPFE, Jogyakarta.
Syamsuri SA., 1986. Daya Hidup
Koperasi dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Anggota, Disertasi
Pascasarjana, IKIP
Bandung.
Tim IKOPIN, Pedoman Umum
Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tahun 1999.
Biodata Penulis
Drs. A. Jajang
W. Mahri, M.Si.
Pangkat/Gol/NIP : Penata Tingkat
I – III/d - 132044356
Jabatan : Lektor
Fakultas/Jurusan:
FPIPS/Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian : Ekonomi
Koperasi
Universitas Pendidikan Indonesia
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar